M
|
ASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
A.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung
satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses
terbenruknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai
proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa
konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk
dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic).
Konsep-konsep penting tersebut antara lain :
1. Internalisasi
(internalization)
2. Sosialisasi
(socialization)
3. Enkulturasi
(enculturation).
Dalam
literatur ilmu-ilmu sosial, ada banyak definisi mengenai masyarakat.
Beberapa pengertian Masyarakat menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1.
Pengertian
masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang
sama, relatif independen dan orang orang di luar wilayah itu, dan memiliki
budaya yang relatif sama. (Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm, 1998).
2.
Definisi
Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah
tertentu dan memiliki budaya bersama. (John J. Macionis, 1997).
3.
Pengertian
masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama
dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa dipahami
sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama.
(Wikipedia)
4.
Adam smith
menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis
manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda (as among different
merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa
suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar
tidak saling menyakiti “may subsist among different men, as among different
merchants, from a sense of its utility without any mutual love or affection, if
only they refrain from doing injury to each other.”
5.
Pengertian
Masyarakat Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok individu
seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang
sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk
kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.
B. Syarat-syarat
Menjadi Masyarakat
Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1.
Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
C. Penegertian masayarakat pedesaan
dan perkotaan :
A. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
Pedesaan adalah Masyarakat yang pada umum nya masih memegang nilai-nilai
cultural kebudayaan dan adat-adat yang leluhur mereka ajarkan . Masyarakat
pedesaan ini masih sulit berkembang karna tertutup nya oleh apa yang leluhur
mereka ajarkan , sehingga susah menerima hal baru. Namun secara tata krama
sangat kental sekali yang namanya gotongroyong maupun bahumembahu , jarang
sekali masyarakat pedesaan yang dikenal kurang baik Berikut ini merupakan
ciri-ciri masyarakat pedesaan:
1. Kehidupan masyarakat pedesaan masih memegang tinggi nilai
keluhuran keagamaan dan kebudayaan
2. Warga pedesaan sering sekali bergotong-royong ketimbang harus
individualisme
3. Masyarakat pedesaan masih berkutat dengan hal-hal yang lama dan cenderung
susah untuk menerima hal baru
4. Fasilitas-fasilitas masih jarang terdapat di pedesaan
5. Akses pedesaan yang terpencil susah untuk ditempuh
B.
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
Perkotaan adalah Masyarakat yang dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya . Masyarakat kota ini pada umum nya telah mengikuti dampak
dari era globalisasi sehingga sering kali pada umum nya muncul lah suatu
individualisme yakni kurang nya rasa sosialisasi dengan orang lain. Berikut ini
merupakat ciri-ciri masyarakat perkotaan:
1. Kehidupan agamanya berkurang karna biasanya hanya duniawi saja yang di
kejar nya tanpa mementingkan kelak akhirat nanti
2. Biasanya banyak warga kota yang individualisme tanpa mementingkan orang
lain
3. Warga kota pada umumnya mendapatkan pekerjaan lebih banyak
4. Perubahan-perubahan tampak nyata di kota karna sangat berpengaruh dari
budaya luar
5. Lebih sering terkena oleh dampak globalisasi
E. Perbedaan masyrakat pedesaan dan
perkotaan :
Kita
dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing
punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat
Pedesaan
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme
Masyarakat
Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7).Individualisme
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7).Individualisme
F. Hubungan Penduduk Kota Dan Penduduk Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan,
karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan
yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami
yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar
suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupanperdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling
mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa,
atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil
kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan
kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti
misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
(iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke
desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa,
pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari
keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang
kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah
berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan
dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling
ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni
; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau
dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan.(soekanto,1969:123 )
b) Sebab-sebab Urbanisasi
- Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors)
- Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
- Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan
pertanian,
- Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
- Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat
istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
- Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
- Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir,
serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk
mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
- Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak
pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
- Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah menjadi industri kerajinan.
- Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih
mudah didapat.
- Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
- Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial
yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah (
Soekanti, 1969 : 124-125).
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar