A. Pemuda
Sumber gambar
: http://www.qureta.com/post/pemuda-pilar-demokrasi
Pengertian pemuda :
Secara harfiah pemuda adalah golongan manusia yang masih muda dan bersifat labil yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan supaya menjadi lebih baik. Pemuda
juga akan menjadi penerus generasi bangsa, dengan semangat pemuda akan
menentukan perubahan diwaktu yang akan datang.
Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda
yang dapat merubah perubahan dan kemajuan negara ini dengan rancangan-rancangan
dan jalan pikir kita sebagai pemuda. Proses sosialisasi yang dialami oleh
pemuda tiap harinya entak itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
maupun lingkungan masyarakat membawa dampak yang besar dalam membina sikap hidup
di masyarakat luas.
Pemuda diharuskan dapat bersosialisasi dengan masyarakat,
dituntut supaya bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan sekitar agar
menimbulkan sikap peduli dan rasa kebersamaannya terjalin.
Pemuda terdiri dari kelompok umur, yaitu sebagai berikut:
§ Masa Bayi = 0 – 1 Tahun
§ Masa Anak = 1 – 12 Tahun
§ Masa Puber = 12 – 15 Tahun
§ Masa Pemuda = 15 – 21 Tahun
§ Masa Dewasa = 21 Tahun Keatas
Ataupun dari segi fungsional maka diberikan istilah anak, remaja, dan dewasa, perinciannya sebagai
berikut :
§ Golongan Anak : 0 – 12 Tahun
§ Golongan Remaja : 13 – 18 Tahun
§ Golongan Dewasa : 18 (21) Tahun Keatas
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk
moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer
moral kehidupan bangsa, maka dari itu dalam tahap menjadi seorang pemuda yang
matang kondisi perlu diperhatikan, kondisi yang labil membuat pemuda terbawa
pergaulan, maka dari itu dalam memilih teman bergaul perlu diperhatikan supaya
tidak salah gaul.
Pemuda memiliki kelebihan yang mau menghadapi perubahan,
karena itu pemuda bisa dikatakan merupakan sesuatu hal yang luar biasa.
Soekarno pernah mengorbakan saat pidatonya tentang semangat juang Pemuda “Beri aku sepuluh pemuda, maka
akan kugoncangkan dunia”. Begitulah pandangan Sukarno tentang
pemuda di indonesia, Sukarno mempercayai pemuda Indonesia dapat merubah dan
nasib ditentukan ditangan pemuda Indonesia.
Kilas balik ke sejarah dimana bukti otentik bahwa tanggal
28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan, dan kini moment ini diperingati
sebagai Sumpah Pemuda.
Rumusan kongres Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin yang berisi:
1.
Pertama,
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
2.
Kedua,
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.
Ketiga,
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
A.
Sosialisasi
A.
Pengertian Sosialisasi: Apa Itu
Sosialisasi
Pengertian Sosialisasi dan
Tujuan Sosialisasi | Secara
garis besar pengertian sosialisasi dapat dipandang sebagai suatu proses belajar
mengajar. Melalui sosialisasi, individu belajar menjadi anggota masyarakat,
dimana prosesnya tidak semata mata mengajarkan pola pola perilaku sosial kepada
individu tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan
proses pendewasaan dirinya.
Berikut beberapa pengertian sosialisasi menurut para ahli
Pengertian Sosialisasi menurut
para ahli
1. Pengertian Sosialisasi menurut
Charlotte Buchler
Pengertian sosialisasi adalah proses
yang membantu individu individu belajar dan menyeseuaikan diri bagaimana cara
hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya (Charlotte Buchler).
2. Pengertian Sosialisasi Menurut
Peter Burger.
Pengertian sosialisasi merupakan sebuah proses
seorang anak menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter Berger).
3. Pengertian Sosialisasi Menurut Bruce J. Cohen
Pengertian sosialisasi adalah proses proses manusia
mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat (ways of life in society),
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya sehingga dapat
berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok (Bruce J. Cohen).
4. Pengertian Sosialisasi Menurut Robert M.Z. Lawang
Pengertian sosialisasi adalah proses mempelajari norma,
nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial (Robert M.Z. Lawang).
5. Pengertian Sosialisasi menurut Soerjono Soekamto
Pengertian sosialisasi adalah proses dimana anggota
masyarakat yang baru mempelajri norma-norma dan nilai nilai masyarakat dimana
ia mnjadi anggota (Soerjono soekamto).
Berdasarkan pengertian sosialisasi diatas,
dapat katakan bahwa sosialisasi merupakan proses dimana seseorang mempelajari
pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai nilai, norma dan kebiasaan
yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu.
Berdasarkan pengertian sosialisasi atau batasan sosialisasi
diatas dapat diambil beberapa poin penting yaitu:
1. Sosialisasi berjalan melalui proses belajar
untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan tindakan sosial yang
sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya (behavioral patterns of society).
2. Sosialisasi berjalan bertahap dan
berkesinambungan (kontinu), mulai dari sejak individu dilahirkan hingga
dia mati.
3. Sosialisasi berhubungan erat dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu proses
belajar dari seorang individu untuk belajar, mengenal, menghayati, dan
menyesuaikan alam pikiran serta cara dia bersikap terhadp sistem adat, bahasa,
seni, norma, agama dan seluruh peraturan dan pendirian yang ada dalam
lingkungan kebudayaan masyarakat
Setelah anda mengetahui tentang pengertian sosialisasi,
mari kita baca tentang tujuan sosialisasi dibawah ini
B. Tujuan Sosialisasi
Menurut Bruce J.
Cohen,
sosialisasi memiliki beberapa tujuan yaitu:
1.
Sosialisasi
bertujuan agar tiap individu mendapatkan bekal keterampilan yang kelak nantinya akan dia butuhkan untuk tetap
hidup.
2.
Sosialiasi
bertujuan agar setiap individu dapat berkomunikasi yang tentu saja dengan efektif sehingga kemampuan membaca,
menulis, dan berbicara dapat berkembang.
3.
Sosialisasi
bertujuan agar mengendalikan fungsi fungsi organik melalui latihan latihan mawas diri yang tepat
4.
Sosialisasi
bertujuan sehingga setiap individu dapat membiasakan dirinya dengan nilai nilai dan kepercayaan
pokok yang ada pada masyarakat. Membentuk
sistem perilaku melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh watak pribadinya,
yaitu bagaimana ia memberikan reaksi terhadap suatu pengalaman menuju proses pendewasaan
Pengertian sosialisai secara umum :
1. Memberikan keterampilan bagi seseorang untuk
dapat hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif.
3. Mengembangkan fungsi organik melalui
introspeksi orang yang tepat.
4. Menanamkan nilai-nilai dan keyakinan kepada
seseorang yang memiliki tugas utama
dalam masyarakat.
C.
Jenis
sosialisasi
Berdasarkan
jenis, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (keluarga) dan
sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses
berlangsung di lembaga total, yaitu tempat tinggal dan tempat kerja. Dalam
kedua lembaga, ada sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat umum dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama terkukung hidup, dan
secara resmi diatur.
Sosialisasi
primer
·
Peter
L. Berger dan Luckmann
Mendefinisikan
sebagai yang pertama sosialisasi sosialisasi primer individu hidup sebagai
seorang anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi
primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak-anak tidak pergi ke
sekolah. Anak-anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga.
Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar
keluarganya.
Dalam tahap
ini, peran orang-orang terdekat anak menjadi sangat penting karena anak telah
membuat pola interaksi yang terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan
sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi antara anak-anak dan
anggota keluarga dekat.
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Resosialisasi dan bentuk desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang
diberi identitas baru. Sementara dalam proses desosialisasi, seseorang
mengalami ‘pencabutan’ identitas lama.
D.
Tipe
sosialisasi
Setiap masyarakat memiliki
standar dan nilai-nilai yang berbeda. Sebagai contoh, standar ‘apakah seseorang
itu baik atau tidak’ di sekolah-sekolah di berbagai kelompok sepermainan. Di
sekolah, misalnya, seseorang disebut baik jika nilai tes di atas tujuh atau
tidak pernah terlambat ke sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, juga jika
seseorang disebut dalam solidaritas dengan teman-teman dan saling membantu.
Perbedaan standar dan nilai-nilai tidak dapat dipisahkan dari jenis yang ada
sosialisasi. Ada dua jenis sosialisasi. Tipe kedua sosialisasi adalah sebagai
berikut.
·
Formal
Jenis sosialisasi terjadi melalui
lembaga-lembaga yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku dari
negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
·
Informal
Semacam ini sosialisasi di
masyarakat atau dalam hubungan keluarga, seperti antara teman, sesama anggota
klub, dan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Kedua sosialisasi sosialisasi
formal dan informal masih mengarah ke pertumbuhan pribadi anak agar sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya. Dalam
lingkungan formal seperti sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman-teman
sekolah dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolah.
Dalam interaksi tersebut, ia
mengalami proses sosialisasi. dengan proses soialisasi, siswa akan dibuat sadar
akan peran apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan memiliki kesadaran
dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Sebagai contoh, jika saya termasuk
anak yang baik dan teman-teman atau tidak? Apakah perliaku Aku sudah tidak
pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi
dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit dipisahkan
karena individu biasanya menerima sosialisasi formal dan informal pada waktu
yang sama.
E.
Pola
sosialisasi
Sumber gambar : htttp://www.google.co.id
Sosiologi dapat dibagi menjadi
dua pola: sosialisasi sosialisasi represif dan partisipatoris. Sosialisasi
represif (sosialisasi represif) menekankan penggunaan hukuman terhadap
kesalahan. Fitur lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada
penggunaan materi dalam hukuman dan ganjaran. Penekanan pada kepatuhan dari
anak-anak dan orang tua.
Penekanan pada komunikasi satu
arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan terletak pada sosialisasi orang
tua dan keinginan orang tua dan peran keluarga sebagai significant other.
Sosialisasi partisipatif (sosialisasi partisipatif) adalah pola di mana anak
berperilaku baik dihargai pada saat itu. Selain itu, hukuman dan imbalan
bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi anak diberikan kebebasan. Penekanan
ditempatkan pada interaksi verbal dan sosialisasi komunikasi pusat anak-anak
dan kebutuhan anak-anak. Keluarga menjadi lebih umum.
F.
Proses
sosialisasi
Sosialisasi melalui yang satu
dapat membedakan tahapan sebagai berikut melalui.
·
Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia
dilahirkan, saat ini sedang mempersiapkan seorang anak untuk mengenal dunia
sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri kita sendiri. Pada
tahap ini anak-anak juga mulai meniru kegiatan, meskipun tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” ibu mengajar
anak-anak mereka yang masih balita diucapkan “mam”. Arti kata ini juga tidak
dipahami dengan baik oleh hak anak-anak. Seiring waktu anak memahami makna yang
tepat dari kata-kata untuk makan dengan realitas yang mereka alami.
·
Tahap
meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan
anak-anak yang tidak sempurna meniru peran yang dimainkan oleh orang dewasa.
Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran nama yang tepat dan nama orang tuanya,
kakaknya, dan sebagainya. Anak-anak mulai menyadari apa yang seorang ibu dan
apa yang diharapkan dari seorang ibu dari seorang anak.
Dengan kata lain, kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian besar orang-orang ini adalah orang-orang yang dianggap
penting bagi pembentukan dan kelangsungan hidup diri kita sendiri, dari mana
anak-anak menyerap norma dan nilai. Untuk seorang anak, orang-orang ini disebut
bermakna (signifikan).
·
Tahap
siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah
mulai berkurang dan digantikan oleh peran langsung dimainkan oleh dirinya
dengan hati nurani yang jelas. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang
lain juga meningkat untuk memungkinkan kemampuan untuk bermain bersama. Dia
mulai menyadari tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan
teman-temannya.
Pada tahap ini lawan hubunganya
berinteraksi lebih banyak dan lebih kompleks. Individu mulai berhubungan dengan
teman sebaya di luar rumah. Peraturan ini juga di luar keluarga secara bertahap
mulai dipahami. Pada saat yang sama, anak-anak mulai menyadari bahwa ada norma
tertentu yang berlaku di luar keluarga.
Dikutip dari : https://id.wikipedia.org/
·
Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini orang tersebut
dianggap sebagai orang dewasa. Dia mampu menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat luas. Dengan kata lain, ia dapat mentolerir tidak hanya oleh mereka
yang berinteraksi dengan dia tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa
menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama – bahkan dengan orang
lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini
telah menjadi warga negara dalam arti sepenuhnya.
G.
Fungsi sosialisasi
1.
Individu
Sosialiisasi
berfungsi sebagai sarana pengenalan, pengakuan, dan penyesuaian diri terhadap
nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada didalam masyarakat
sehingga dapat berprilaku tertib dan disiplin. Dengan demikian, seseorang
menjadi warga masyarakat yang baik. Pengertian warga masyarakat yang baik
adalah warga yang mampu memenuhi segala kewajiban dan menerima semua haknya
sebagai warga masyarakat.
2.
Kepentingan Masyarakat
Sosialisasi
berfungsi sebagai sarana pelestarian, penyebar luasan, dan pewarisan
nilai-nilai serta norma-norma sosial. Dengan demikian nilai dan norma tetap
terpelihara dari generasi ke generasi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Apabila fungsi sosialisasi seperti yang dijelaskan diatas berjalan dengan baik,
maka diharapkan dapat memenuhi tujuan
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar